HEADLINE TEXT MARQUE FITURE | CHANGE ALL OF THIS TEXT WITH YOUR OWN | NDYTEEN

Minggu, 05 April 2009

PDP

Skenario Politik Jelang Pemilu 2009
Jumat, 23 Januari 2009 14:51:28

Konsetelasi politik mendekati pemilu legislatif pada 9 April 2009 makin memanas. Partai politik besar terus melakukan loby-loby dan manuver politik untuk memuluskan capres yang diusung. Karena penentuan capres sebelum pemilu akan menentukan perolehan suara pada pemilu legislatif mendatang. Ketatnya UU Pilpres membuat partai politik harus menekan lagi perolehan dukungan suara paling sedikit 20 persen jumlah kursi DPR atau memeroleh 25 persen suara sah secara nasional.

Syarat ini membuat partai banyak yang berhitung ulang tentang kans-nya dalam mengajukan capres. Karena itu, koalisi adalah hal yang paling menarik untuk dibahas dan telisik terhadap kemungkinan-kemungkinannya.

Satu hal yang pasti, tidak ada partai pemenang mayoritas dalam pemilu 2009 nanti. Sebagai perbandingan, pemenang pemilu legislatif 2004, yaitu partai Golkar, tidak mendapat suara sampai 25% dengan peserta pemilu yang hanya 24. Sekarang, peserta pemilu ada 38 parpol, sehingga hitung-hitungannya adalah sebuah parpol besar, katakanlah PDI-P atau Golkar, yang mendapat suara dalam kisaran 20%-an, mau tidak mau harus mengadakan koalisi. Logika politiknya, mereka harus berkoalisi satu sama lain, atau mencari partai-partai lain untuk diajak koalisi.

Ada tiga analisis yang harus perlu diperhatikan, pertama, koalisi partai mau tak maju suatu keharusan jika tidak ada partai pemenang mayoritas. Koalisi ini diperlukan untuk memenuhi tahapan awal dari persyaratan mengajukan capres. Kedua, parlemen harus dikuasai oleh partai dari presiden terpilih nanti. Tujuannya adalah mengamankan kebijakan yang dibuat pemerintah dan menjaga kursi presiden dari rongrongan partai-partai oposisi. Ketiga, partai politik adalah mesin politik yang punya daya mobilisasi massa yang paling mudah dilakukan. Koalisi antar parpol diharapkan berperan sebagai mesin politik besar yang memobilisasi massa pemilih presiden yang dicalonkan.

Karena itu, mari kita memulai hitung-hitungannya. Saya melihat akan ada tiga skenario koalisi partai-partai pada pemilu 2009 nanti. Hanya tiga karena dengan asumsi tidak ada parpol yang berhasil mendapat suara 25% sehingga harus koalisi. Dan koalisinya ini akan menghasilkan suara kurang lebih 30%-an.

Skenario pertama, adalah koalisi PDI-P dan Golkar. Mengapa? Pertama, koalisi ini sudah dijalin ketika ada pertemuan besar di Jakarta, Medan , dan Palembang antara kedua partai ini, terutama orang-orang yang duduk di dewan penasihatnya, seperti Taufik Kiemas dari PDI-P dan Surya Paloh dari Golkar. Meski pun pertemuan tersebut dinilai banyak kalangan sebagai manuver politik yang sah-sah saja, tapi sebagian kader dari kedua parpol yang semasa Orde Baru berseteru itu menyayangkan . Kedua, adanya platform politik yang sama sehingga dari konteks ideologi dan kesamaan visi misi sudah cocok. Ketiga, koalisi antar partai baru. Dalam konteks ini, partai baru mempunyai kekuatan strategis untuk menggusur wajah lama yang tampil di republik ini.

Dengan demikian partai baru akan menjadi kekuatan penyeimbang bagi partai lama. Partai baru pun harus dibagi lagi, partai yang mana diprediksikan bakal menggerogoti basis partai lama? Apalagi figur capres yang akan diusung partai lama sudah terbukti gagal memerintah negeri ini.

Sudah barang tentu jualannya pun sangat tidak menarik. Partai baru seperti PDP, Hanura dan Gerindra, tentu saja punya peluang besar.Cuma yang perlu dicatat tokoh di partai Hanura dan Gerindra seperti Jend. Purn Wiranto dan Jend. Purn Prabowo Subianto masih tersandung dengan berbagai peristiwa berdarah di tanah air sejak awal reformasi 1998 bergulir, sehingga agak sulit terpilih.

Tinggal PDP. Partai ini sejak awal berdiri jelas antitesis terhadap penerapan political leadership di tubuh PDI-P, sehingga beberapa tokoh di dalamnya seperti, Ir H Laksamana Sukardi, Sophan Sopian (alm), H Roy BB Janis, SH.MH, KRHT Didi Supriyanto, SH, Hj Noviantika Nasution, dr Sukowaluyo Mintorahardjo (alm ) dan lainnya, keluar mendirikan PDP dengan embrio awal 'Gerakan Pembaruan.'

Sejak tiga tahun perjalanannya, tokoh kolektif PDP terus berkeliling ke seluruh provinsi se-Indonesia. Dan hasilnya, hingga hari ini struktur kepengurusan mulai dari tingkat nasional hingga desa sudah terbentuk dengan rapi. Partai ini punya strategi khusus memenangkan pemilu, yaitu win by structure (memenangkan partai melalui kekuatan struktur).

Karena itu sangatlah tepat dalam rakernas IV di Surabaya PDP mengusung capres kader terbaiknya Ir H Laksamana Sukardi. Mantan menteri BUMN ini dianggap mempunyai kompetensi dan karakter kuat memimpin negeri ini. Segudang pengalaman di dunia profesional pun sudah di sandangnya.

Rekomendasi untuk PDP
Melihat konstelasi politik di atas, maka ada dua rekomendasi yang akan saya berikan untuk strategi partai menyambut pemilu 2009. Strategi pertama adalah berkonsentrasi pada pemilu legislatif 2009 saja. Ada beberapa alasannya yang bisa saya kemukakan terkait masalah ini.

Pertama, sebagai partai baru PDP belum tersosialisasikan secara luas, walaupun untuk ukuran partai baru PDP berdiri sudah tiga tahun dan dalam beberapa survei juga masuk 3 besar parpol baru. Untuk itu PDP perlu setidaknya melewati pemilu 2009 sebagai test case bagi partai ini dalam mengukur sejauh mana kekuatan mereka. Target jangka panjang sebagai partai yang masuk 5 besar partai terbesar di Indonesia harus bisa dibuktikan pada pemilu 2009. Tentunya jika konsolidasi dan pencitraan partai bisa dilakukan lebih baik lagi dalam waktu dekat ini.

Kedua, politik pencitraan. Betapa iklan partai Gerindra yang pada awal berdirinya dan disurvei tidak masuk hitungan, kemudian setelah partai ini melakukan iklan jor-joran di seluruh televisi swasta drastis popularitasnya naik. Jika hal ini sulit tercapai dengan berbagai pertimbangan, gunakan kekuatan struktur kepengurusan di tingkat bawah sebagai garda terdepan kemenangan partai. Caranya, jelas penguatan pendistribusian atribut partai sebagai pencitraan PDP di grass roots berikut calegnya. Seluruh caleg turun ke dapil dan membentuk struktur kepengurusan.


JERRY INDRAWAN
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan PLH PKN BM-Pembaruan dan
Mahasiswa Ilmu Politik IISIP

Komentar :

ada 0 komentar ke “PDP

Posting Komentar